Jika Tautan Rusak atau Halaman Error,

Hubungi Halaman "Kontak Admin"

×

Cara Menghitung BEP (Break Even Point)


BEP

Total Fixed Cost
__________________________________ x Harga jual / unit
Harga jual per unit dikurangi variable cost

Dengan menggunakan contoh soal sama seperti diatas maka uang penjualan yang harus diterima agar terjadi BEP adalah

Rp.200,000
_________ x Rp.10,000 = Rp.400,000,-
10,000 – 5,000



Faktor yang Mempengaruhi BEP

Perhitungan Break Even Point penting bagi perusahaan untuk mengetahui target dalam menutupi biaya produksi yang ada. Akan tetapi perlu diketahui bahwa besarnya BEP ini bisa mengalami peningkatan dan penurunan. Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi nilai BEP pada suatu perusahaan. Berikut beberapa faktor tersebut.

Volume Produksi

Produksi barang perusahaan bisa mengalami peningkatan saat permintaan pasar atau demand juga mengalami kenaikan. Dalam kondisi tersebut BEP perusahaan akan menjadi lebih besar dari sebelumnya. Alasannya biaya produksi perusahaan turut meningkat akibat demand yang semakin tinggi.

Harga Bahan Baku

Selain volume produksi, harga bahan baku dari produk yang dibuat juga bisa mempengaruhi tinggi rendahnya BEP perusahaan. Seiring dengan harga bahan baku yang semakin tinggi, BEP perusahaan juga akan mengalami peningkatan. Sebab harga bahan baku akan mempengaruhi biaya produksi. Sehingga hal tersebut akan membuat BEP mengalami peningkatan.

Pemeliharaan Alat

Dalam memproduksi suatu produk perusahaan akan membutuhkan beberapa alat yang tujuannya untuk mempermudah proses tersebut. Seperti alat-alat lainnya, peralatan tersebut suatu saat bisa mengalami permasalahan sehingga perlu diperbaiki. Yang artinya perusahaan harus mengeluarkan biaya atas perbaikan alat tersebut. Biaya ini termasuk biaya tambahan yang akan berdampak pada BEP perusahaan.

Biaya Tambahan Tak Terduga

Setiap perusahaan mempunyai biaya tambahan tak terduga. Hanya macamnya saja yang bisa berbeda-beda. Yang tergolong ke dalam biaya tak terduga ini adalah sewa gedung, gaji, dan biaya-biaya lainnya yang bisa mengalami peningkatan tak terduga. Semua biaya tersebut akan mempengaruhi Break Even Point perusahaan yang menjadi lebih tinggi dari sebelumnya.

Asumsi Break Even Point (BEP)

Perhitungan BEP memiliki dasar yang terdiri dari beberapa asumsi atau konsep. Setidaknya ada tujuh asumsi yang dipakai dalam menghitung Break Even Point, di antaranya:

  1. Harga jual per unit tetap sama selama periode analisis.
  2. Produk yang diproduksi dianggap selalu habis terjual.
  3. Biaya pada perusahaan harus dikelompokkan ke dalam biaya tetap dan biaya variabel.
  4. Perubahan total biaya variabel dipengaruhi oleh berubahnya volume.
  5. Komponen biaya tetap tidak akan mengalami perubahan saat adanya perubahan volume.
  6. Biaya tetap per unit bisa berubah-ubah, sementara jumlah biaya tetap tidak akan mengalami perubahan walaupun kegiatannya berubah.
  7. Produk yang dijual perusahaan hanya satu macam saja. Apabila lebih dari satu produk yang dibuat dan dijual, maka perimbangan hasil penjualan setiap produk dianggap tetap.

Kekurangan Analisis BEP

Analisis Break Even Point mempunyai beberapa kelebihan, sehingga perusahaan bisa memanfaatkannya untuk kepentingan bisnis. Akan tetapi sama seperti metode-metode lainnya, analisis BEP mempunyai beberapa kekurangan yang perlu kita ketahui. Berikut beberapa kekurangan dari perhitungan BEP.

Berdasarkan Asumsi dan Bersifat Statis

Dalam menganalisis BEP kita harus berpatokan pada beberapa asumsi seperti yang sudah dijelaskan di atas. Terutama yang berkaitan dengan pendapatan dan biaya. Hanya saja asumsi yang dipakai dalam perhitungan BEP biasanya tidak selalu mencerminkan kenyataannya.

Tidak hanya itu, analisis BEP juga bersifat statis. Pasalnya yang dihitung adalah titik tertentu, bukan dari suatu periode tertentu. Padahal dalam dunia bisnis segalanya bersifat dinamis alias bisa berubah-ubah.

Hubungan Biaya dan Penjualan Erat

Biaya dan penjualan memiliki hubungan yang erat dalam analisis BEP. Hal tersebut membuat perusahaan harus sering-sering mengubah keadaan operasional. Misalnya apabila kapasitas penjualan penuh, maka perusahaan perlu menyiapkan biaya tambahan untuk merekrut tenaga kerja tambahan yang pada akhirnya membuat biaya variabel mengalami kenaikan. Di samping itu juga diperlukan biaya untuk membeli peralatan untuk produksi barang yang bisa membantu memenuhi permintaan yang meningkat.

Tidak Mempertimbangkan Risiko

Analisis BEP bersifat statis dan berasumsi tidak ada harga yang berubah. Hal ini sedikit bertolak belakang dengan keberlangsungan usaha suatu perusahaan yang selalu dihadapkan dengan berbagai kemungkinan risiko ketika memproduksi dan menjual produk. Contohnya adalah harga bahan baku yang mengalami kenaikan dan lain sebagainya.

Dengan kata lain dalam analisis BEP risiko semacam itu tidak masuk dalam pertimbangan. Sehingga analisis BEP yang dilakukan menjadi kurang lengkap.

Mengukur Kemungkinan Penjualan yang Banyak

Dalam analisis BEP terdapat asumsi bahwa harga penjualan akan terus konstan. Hal tersebut akan menyulitkan kita jika ingin mengetahui laba yang mungkin diperoleh dengan harga yang berbeda. Sebab untuk mengetahuinya kita harus melakukan analisis BEP pada tiap tingkatan harga. Hal tersebut tentu saja akan membutuhkan waktu yang lebih lama.

Menerapkan BEP pada Bisnis secara Efektif

Perusahaan bisa memanfaatkan analisis BEP untuk mengetahui titik impas dan memperoleh hasil yang diharapkan. Tentu saja ada beberapa hal dalam menerapkan BEP pada bisnis sehingga bisa dikatakan efektif. Berikut beberapa tips yang bisa Anda simak.

Analisis Biaya

Untuk menganalisis BEP kita perlu meninjau setiap variabel keuangan. Tujuannya adalah untuk menilai apakah ada biaya yang dapat diimprovisasi atau dihilangkan atau tidak. Hal ini perlu dilakukan untuk meningkatkan margin dan BEP.

Analisis Margin

Kita juga perlu mencari tahu pendapatan penjualan satuan barang atau jasa, lalu dikurangi dengan biaya tidak tetap hingga biaya tetap. Kemudian menghitung dengan cermat sehingga dapat mendorong penjualan sampai margin tertinggi, serta membantu untuk mengurangi BEP.

Outsourcing

Outsourcing merupakan salah satu solusi yang bisa dilakukan perusahaan yang sedang menyusun laporan keuangan. Sehingga dapat mengubahnya menjadi biaya variabel per unit. Dengan begitu perusahaan bisa fokus mengembangkan bisnisnya.

Penetapan Harga

Perusahaan perlu berkonsentrasi dari deregulasi dan persaingan pasar yang semakin lama semakin sengit. Maka dari itu dibutuhkan strategi tertentu untuk meningkatkan harga secara bertahap yang dapat diterima oleh konsumen.

Salah satu cara untuk menilai kinerja manajemen perusahaan adalah dengan melihat laba yang dihasilkan perusahaan tersebut. Untuk mendapatkan laba ada beberapa faktor yang dihadapi perusahaan. Yakni biaya produksi, harga jual, hingga volume penjualan. Maka dari itu digunakan analisis Break Even Point.

Perhitungan BEP ini bisa berguna untuk banyak hal. Seperti untuk bahan keputusan pihak manajemen mengenai penambahan investasi. Di samping itu juga bisa digunakan untuk mengambil keputusan mengenai menutup usaha atau tidak, sehingga jika nantinya perlu ditutup pihak manajemen dapat memberikan informasi kapan sebaiknya usaha tersebut dihentikan.