Jika Tautan Rusak atau Halaman Error,

Hubungi Halaman "Kontak Admin"

×

Cara Menghitung BEP (Break Even Point)


BEP
  • Pertama jumlah dari penjualan minimum penting sekali untuk dipertahankan supaya perusahaan nantinya terhindar dari kerugian. Untuk jumlah penjualan minimum tersebut berarti juga bahwa jumlah produksi minimum harus dibuat.
  • Jumlah penjualan yang wajib dicapai untuk bisa mendapatkan keuntungan yang sudah direncakan sebelumnya atau bisa dibilang bahwa tingkat dri produksinya harus ditetapkan untuk mendapatkan keuntungan tersebut.
  • Mengukur serta menjaga dengan tujuan supaya penjualan dan juga tingkat dari produksinya tidak akan lebih kecil daripada BEP (Break Even Poin).
  • Menganalisis langsung perubahan harga jual, harga pokok dan juga besar nya hasil dari penjualan atau tingkat produksinya. Sehingga analisis yang tetap dilakukan terhadap BEP adalah suatu perencanaan penjualan sekaligus sebagai alat perencanaan tingkat produksi. Tujuan utamanya adalah supaya perusahaan secara minimal nantinya tidak akan mengalami kerugian. Selanjutnya karena harus mendapatkan keuntungan maka bukan berarti suatu perusahaan diharuskan berproduksi di atas BEP nya.
  • Memperoleh informasi dan petunjuk dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Misalnya penambahan atau penggantian fasilitas produksi.
  • Memperoleh informasi yang bisa dijadikan bahan pertimbangan pengambil keputusan mengenai kapan perusahaan harus berhenti beroperasi maupun perlu atau tidaknya menutup bisnis.
  • Mengetahui perubahan harga jual, biaya, dan volume penjualan.

Manfaat Menghitung BEP

Break Even Point dimanfaatkan untuk menggambarkan hubungan antara jumlah kegiatan, laba, dan biaya. Sehingga struktur laba suatu perusahaan dapat dengan mudah untuk dipahami. Seperti yang diketahui, salah satu tujuan utama dari perusahaan apapun adalah memperoleh keuntungan. Agar perusahaan bisa mencapai tujuan tersebut, maka menjadi hal yang penting untuk menghitung dan menganalisis BEP.



Ada beberapa manfaat yang bisa diperoleh perusahaan dari menghitung BEP. Antara lain:

  • Membantu pihak manajemen untuk memperkirakan harga jual terendah sehingga tidak mengalami kerugian saat performa bisnis sedang menurun.
  • Mengetahui jumlah maksimum laba yang bisa diperoleh perusahaan, sehingga pihak pembuat keputusan bisa mengatur strategi yang berkenaan dengan hal tersebut.
  • Memperhitungkan perubahan laba yang akan berguna jika di tengah jalan terdapat perubahan produk atau jasa.
  • Membantu pihak manajemen untuk menentukan dampak pada laba yang berhubungan dengan biaya tetap yang dipakai selama aktivitas bisnis.
  • Membantu menghitung kisaran unit yang harus dijual kepada konsumen.

Break Even Point dapat dimanfaatkan dalam tiga cara terpisah yang ketiganya saling berhubungan, yakni untuk:

  1. Menganalisis program otomatisasi di mana perusahaan akan beroperasi lebih mekanis dan otomatis, serta mengganti biaya variabel dengan biaya tetap.
  2. Memperhitungkan dampak perluasan tingkat operasi secara umum.
  3. Untuk membuat keputusan mengenai produk baru yang perlu apabila perusahaan menginginkan BEP pada suatu proyek yang diusulkan.

Komponen Pembentuk Break Even Point

Sebelum membahas bagaimana cara menghitung Break Even Point, kita perlu mengetahui apa saja komponen pembentuk BEP ini. Perlu diketahui bahwa BEP mempunyai empat komponen pembentuk, antara lain biaya tetap, biaya variabel, harga jual, dan pendapatan. Berikut kita bahas secara singkat satu per satu.

Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya tetap adalah biaya yang nilainya tidak mengalami perubahan walaupun terdapat perubahan operasional bisnis. Perubahan yang dimaksud seperti ada atau tidaknya aktivitas operasional perusahaan untuk melakukan produksi barang pada periode tertentu. Seperti biaya sewa, biaya penyusutan peralatan, atau biaya tenaga kerja. Sehingga biaya-biaya tersebut tetap harus dikeluarkan tanpa melihat seberapa sedikit atau banyak barang yang berhasil dijual oleh perusahaan tersebut.

Biaya Variabel (Variable Cost)

Biaya variabel merupakan kebalikan dari biaya tetap. Nilai dari biaya ini bisa berubah-ubah tergantung kapasitas produksi suatu perusahaan. Biaya variabel bisa mengalami kenaikan maupun penurunan sesuai dengan permintaan. Contohnya adalah biaya transportasi, biaya bahan baku, dan biaya-biaya lain yang berhubungan dengan kapasitas produksi.

Harga Jual (Price)

Harga jual adalah besaran harga sesudah menentukan semua biaya produksi dan ditambah dengan keuntungan atau margin. Harga jual ini biasanya dihitung per unit sesudah produksi.

Pendapatan (Revenue)

Pendapatan adalah perhitungan hasil yang diperoleh dari penjualan. Jumlah pendapatan atau penghasilan ini diperoleh dari harga jual dikalikan dengan jumlah produk yang sudah terjual. Fungsi dari nilai pendapatan ini adalah untuk proyeksi pendapatan pada periode berikutnya dengan nilai keuntungan dan/atau jumlah unit dan harga yang berbeda.

Jenis Break Event Point (BEP)

BEP Unit dan BEP Rupiah.jpg

1. BEP Unit      : BEP yang dinyatakan dalam jumlah penjualan produk di nilai tertentu.
2. BEP Rupiah : BEP yang dinyatakan dalam jumlah penjualan atau harga penjualan tertentu.

Nah untuk lebih lengkapnya anda bisa mengetahui semua itu dari cara menghitung BEP tersebut.

Rumus / Cara Menghitung BEP

BEP Unit       = (Biaya Tetap) / (Harga per unit – Biaya Variable per Unit)
BEP Rupiah = (Biaya Tetap) / (I-Biaya Variabel / Harga per Unit)

Keterangan :
BEP Unit / Rupiah = BEP dalam unit (Q) dan BEP dalam Rupiah (P).
Biaya Tetap = biaya yang jumlahnya tetap walaupun usaha anda tidak sedang berproduksi.
Biaya Variable = biaya yang jumlahnya meningkat sejalan peningkatan jumlah produksi seperti bahan baku, bahan baku pembantu, listrik, bahan bakar, dan lain-lain
Harga per unit = harga jual barang atau jasa perunit yang dihasilkan.
Biaya Variable per unit = total biaya variable perunit (TVC/Q)
Margin Kontribusi per unit = harga jual per unit -biaya variable per unit (selisih)

Analisis BEP dengan Pendekatan Grafik

Contoh BEP perhitungan

Pendekatan grafik dalam perhitungan Break Even Point adalah perhitungan biaya, volume dan laba dengan memakai grafik. Pada metode ini titik impas digambarkan sebagai titik perpotongan antara garis penjualan dengan garis biaya total. Untuk membuat grafik BEP ada beberapa langkah yang perlu dilakukan. Berikut akan dijelaskan satu per satu.

  1. Menggambar Grafik Fungsi Pendapatan (TR). Grafik TR dimulai dari titik nol. Artinya saat itu perusahaan belum memperoleh pendapatan dan saat itu produksi maupun penjualan produk masih nol. Grafik ini dibuat naik dari titik nol ke kanan atas.
  2.  Menggambarkan Grafik Biaya Tetap (FC). Grafik biaya tetap atau fixed cost ini dibuat sejajar dengan sumbu kuantitas dari kiri ke kanan. Artinya biaya tetap ini menunjukkan biaya yang tidak berubah meskipun produk yang dihasilkan mengalami perubahan.
  3. Menggambarkan Biaya Total (TC). Grafik ini dibuat dari titik potong grafik FC dengan sumbu vertikal ke kanan atas memotong grafik TR. Grafik TC ini diawali dari grafik FC karena titik TC adalah hasil penjumlahan biaya tetap (FC) dan biaya variabel (VC). Saat itu perusahaan belum melakukan produksi, sehingga biaya totalnya sama dengan biaya tetap.
  4. Menggambarkan Biaya Variabel (VC). Seperti yang sudah diketahui, biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya tergantung volume produksi yang dihasilkan. Sehingga grafik biaya variabel ini sama seperti total revenue (TR), yakni dimulai dari nol.
  5. Daerah yang ada di bawah atau sisi kiri BEP merupakan daerah arsiran yang artinya perusahaan masih mengalami kerugian.
  6. Daerah yang ada di atas atau di sisi kanan BEP menjadi daerah arsiran di mana perusahaan sudah mendapatkan keuntungan.

Baca juga : Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan

Contoh Soal

1. Rumus BEP untuk menghitung berapa unit yang harus dijual agar terjadi Break Even Point :

Total Fixed Cost
__________________________________
Harga jual per unit dikurangi variable cost

Contoh :
Fixed Cost suatu toko lampu : Rp.200,000,-
Variable cost Rp.5,000 / unit
Harga jual Rp. 10,000 / unit

Maka BEP per unitnya adalah
Rp 200.000
__________ = 40 unit
10.000 – 5.000

Artinya perusahaan perlu menjual 40 unit lampu agar terjadi Break Even Point. Pada pejualan unit ke 41, baru mulai memperoleh keuntungan

2. Rumus BEP untuk menghitung berapa uang penjualan yang perlu diterima agar terjadi BEP :