Sunday 6th of October 2024

KBRI Beirut Berhasil Pulangkan WNI dari Lebanon Dampak Konflik Timur Tengah yang Semakin Memanas

KBRI Beirut Berhasil Pulangkan WNI dari Lebanon Dampak Konflik Timur Tengah yang Semakin Memanas

--

Caraharian.com - Sejak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Beirut menetapkan status Siaga I untuk seluruh wilayah Lebanon pada 4 Agustus lalu, upaya evakuasi warga negara Indonesia (WNI) dari negara tersebut mulai dilakukan secara bertahap.

Langkah ini diambil setelah kondisi keamanan di Lebanon terus memburuk menyusul pengumuman tewasnya pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah.


Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia Kementerian Luar Negeri RI, Judha Nugraha, menjelaskan sejauh ini sudah ada lima gelombang evakuasi yang berhasil memulangkan total 66 orang, termasuk satu orang WNI. Proses evakuasi dimulai sejak 10 Agustus 2024 dan berlanjut hingga 3 Oktober 2024.

Baca juga: Eddy Santana Putra Siap Mundur Bila Terpilih dan Gagal Atasi Pungli di Bidang Pendidikan dan Kesehatan

“Pada tiga gelombang pertama yang dilakukan pada tanggal 10, 18, dan 28 Agustus, terdapat 25 WNI yang berhasil dipulangkan ke Indonesia. Setelah pengumuman kematian Hassan Nasrallah, KBRI kembali membujuk WNI di Lebanon untuk mengikuti proses evakuasi pada 29 September 2024,” jelas Judha dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (4/10).

Selanjutnya, evakuasi gelombang keempat dilakukan pada tanggal 2 Oktober 2024, dengan jumlah WNI yang dievakuasi sebanyak 20 orang, yang terdiri dari 14 orang laki-laki dan 6 orang perempuan. Mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Jakarta, Riau, Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Yogyakarta, dan Bali. Para WNI tersebut kini telah berada di Amman, Yordania.

Pada gelombang kelima yang berlangsung pada 3 Oktober 2024, sebanyak 20 WNI dan 1 WNA berhasil dievakuasi. Rombongan ini terdiri dari 10 orang laki-laki dan 11 orang perempuan yang berasal dari Riau, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

Judha juga mengungkapkan bahwa keadaan darurat telah ditetapkan untuk seluruh wilayah Timur Tengah, termasuk Palestina dan Israel yang telah berstatus Siaga I, yang menandakan bahwa proses evakuasi dapat dimulai sewaktu-waktu.

Baca juga: Eddy Santana Putra Klaim Unggul Suara 45 Persen di Pilgub Sumsel, Ini Seperti Anugerah Dari Langit

Baca juga: Kronologi Truk Kontainer Tabrak Tiang Listrik di Jalan MP Mangkunegara Palembang, Diduga Sopir Kaget Menghindari Sepeda Motor

“Masih ada empat orang WNI di Palestina yang menjadi relawan MER-C Indonesia, serta 231 orang WNI di Israel yang sedang menempuh pendidikan di institut pertanian,” jelasnya.

Sementara itu, di Iran dan Suriah, statusnya masih Siaga II. Di Iran terdapat 391 WNI, sedangkan di Suriah terdapat 1.201 WNI. Untuk empat provinsi di Suriah, yaitu Al Hasakeh, Ar Raqqah, Deir ez-Zur, dan Idlib yang saat ini berstatus Siaga I, belum ada rencana evakuasi karena tidak ada WNI di wilayah tersebut.

Kementerian Luar Negeri RI terus memantau kondisi di wilayah Timur Tengah dan siap melakukan evakuasi lanjutan apabila situasi keamanan memburuk.

Source:

Update Terbaru

RELATED POST