Jika Tautan Rusak atau Halaman Error,

Hubungi Halaman "Kontak Admin"

×

Cara Menghitung Masa Subur Wanita Yang Benar


Apabila Anda mengalami keguguran dan ingin hamil lagi, maka Anda perlu memahami bagaimana masa subur pasca keguguran. Sebab keguguran dapat mempengaruhi siklus haid.

Setelah keguguran siklus haid bisa jadi lebih panjang atau lebih pendek. Biasanya seseorang yang mengalami keguguran akan kembali menstruasi setelah 4-8 minggu. Hanya saja butuh waktu hingga beberapa bulan agar siklus menstruasi kembali normal.



Di sisi lain,  ovulasi setelah keguguran bisa terjadi 2 minggu sebelum hari pertama menstruasi. Dengan kata lain, jika seseorang menstruasi pada 4 minggu sesudah keguguran, maka ovulasi kemungkinan terjadi 2 minggu sesudah mengalami keguguran. Dan di saat tersebut dapat melakukan hubungan seks untuk hamil kembali.

Ada beberapa cara untuk mengetahui masa subur setelah mengalami keguguran. Silakan simak poin-poin berikut ini.

Membuat Kalender Menstruasi

Untuk langkah ini sama saja dengan metode yang sudah dijelaskan di atas. Jika memakai kalender untuk menghitung masa subur, maka Anda perlu mencatat hari pertama dan terakhir menstruasi untuk mengetahui siklus menstruasi.

Akan tetapi lakukan perhitungan tersebut jika pendarahan maupun gejala lain yang berhubungan dengan keguguran sudah selesai. Umumnya dokter menyarankan pasien untuk tidak melakukan hubungan seksual jika pendarahan setelah keguguran masih terjadi.

Perubahan pada Tubuh

Kita bisa mengetahui masa subur dengan mengamati perubahan pada tubuh. Berikut tanda terjadinya proses ovulasi:

  • Terdapat banyak lendir pada vagina
  • Suhu tubuh meningkat
  • Payudara terasa nyeri
  • Adanya kram ringan atau nyeri di salah satu sisi panggul 

Konsultasi dengan Dokter

Setelah mengalami keguguran tubuh mungkin butuh waktu beberapa saat untuk kembali pulih. Sehingga kemungkinan untuk hamil kembali sangat terbuka lebar. Maka dari itu penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui bagaimana kondisi kesehatan pasca keguguran.

Dokter juga dapat membantu pasien untuk menghitung masa subur setelah keguguran. Mengingat ada kemungkinan terjadinya siklus menstruasi dan masa subur yang berbeda setiap wanita.

Ciri-ciri Masa Subur

Normalnya wanita dengan usia produktif memiliki siklus haid sekitar 28-32 hari dan masa subur sekitar 12-16 hari sebelum masa haid berikutnya tiba.

Masa subur setiap wanita berbeda-beda hal itu dikarenakan siklus haidnya pun juga bisa berbeda. Ada yang masa suburnya sama ditanggal yang sudah diperkirakan, namun ada pula yang mengalami perubahan setiap bulannya. Dan tentu saja banyak faktor yang mempengaruhi hal tersebut.

Adapun ciri-ciri bahwa Anda sedang mengalami masa subur, meskipun tidak semua wanita merasakan dan menyadarinya, namun Anda dapat memperhatikan beberapa tanda dibawah ini:

Perubahan suhu basal tubuh

Ketika bangun tidur, cobalah untuk mengukur suhu tubuh Anda. Karena suhu basal tubuh adalah suhu saat tubuh istirahat atau suhu yang paling rendah dalam satu hari tersebut. 

Secara umum, pada awal siklus menstruasi berlangsung suhu basal tubuh Anda akan cenderung konsisten. Namun, suhu tubuh Anda mungkin akan sedikit menurun saat mendekati masa subur atau ovulasi, kemudian akan meningkat kembali saat ovulasi berlangsung. Perubahan tersebut terjadi dikarenakan adanya peningkatan hormon estrogen saat ovulasi.

Jika diukur, suhu tubuh basal sebelum ovulasi sekitar 36,1-36,4°C, sedangkan suhu basal tubuh pada saat ovulasi sekitar 36,4-37°C.

Perubahan cairan serviks

Saat mendekati masa ovulasi, tubuh akan memproduksi lebih banyak hormon estrogen, yang mempengaruhi tekstur cairan atau lendir serviks.

Tekstur atau kekentalan cairan serviks pada wanita bisa juga berbeda-beda. Akan tetapi jika cairan serviks lebih lengket dan berwarna bening keputihan layaknya putih telur, itu bisa menandakan bahwa Anda sedang dalam masa subur.

Saat ovulasi berlangsung, produksi cairan serviks akan lebih banyak dari biasanya. Bertambah banyaknya cairan serviks ini akan memudahkan sel sperma untuk masuk menuju rahim.

Perubahan pada serviks

Area serviks sendiri juga mengalami banyak perubahan ketika masa subur berlangsung. Serviks akan terasa lebih lembut, basah, dan cenderung terbuka. Untuk memastikan hal tersebut, anda bisa merasakannya dengan cara memasukkan jari telunjuk yang bersih dan steril ke dalam vagina untuk memeriksa serviks tersebut.

Nyeri Ovulasi 

Bagi sebagian wanita, ada yang justru mengalami nyeri saat berlangsungnya ovulasi pada tubuh. Meskipun begitu, gangguan tersebut tidak sampai pada rasa sakit yang parah, hanya terasa tajam dan sedikit kram. Durasi rasa sakit tersebut bisa terjadi sebelum, selama, dan setelah masa subur Anda berlangsung.

Nyeri Payudara

Gejala fisik yang Anda rasakan selanjutnya adalah nyeri pada payudara, dan ada juga yang mengalami sedikit pembengkakan. Nyeri tersebut merupakan efek samping dari perubahan hormon dalam tubuh yang terjadi sebelum dan sesudah masa ovulasi.

Peningkatan Libido

Libido atau hasrat seksual seorang wanita cenderung mengalami peningkatan saat sedang dalam masa ovulasi. Meskipun demikian, peningkatan hasrat seksual bukan satu-satunya yang bisa dijadikan ukuran. Bisa saja pada saat itu, suasana hati Anda sedang ceria dan lain sebagainya.

Perubahan pada Air Liur

Selama siklus haid wanita, produksi hormon estrogen mengalami peningkatan besar. Dalam kondisi tersebut air liur wanita dipercaya juga dapat berubah sesuai dengan jumlah hormon estrogen yang diproduksi tubuh, terlebih saat masa ovulasi. Jika diamati Anda akan akan mengetahui adanya sedikit kenaikan beberapa hari sebelum masa ovulasi tiba.

Cara Mengetahui Siklus Haid Normal

Perbedaan siklus haid setiap wanita terkadang bisa menimbulkan kekhawatiran tersendiri. Apakah siklus haid kita tergolong normal atau tidak? Terlebih jika berencana untuk hamil. Oleh sebab itu kita perlu mengetahui di antaranya: 

  1. Durasi Haid / Menstruasi. Kita bisa mencermati durasi haid, apakah lebih panjang atau justru lebih pendek dari biasanya. Menurut The International Federation of Gynecology and Obstetrics (FIGO), durasi menstruasi dikatakan normal jika kurang dari atau sama dengan 8 hari.
  2. Aliran Menstruasi. Aliran menstruasi juga bisa menjadi tanda siklus haid yang normal. Caranya dengan mengamati seberapa sering Anda harus mengganti pembalut, serta pernah atau tidaknya mengalami pembekuan darah sebelumnya.
  3. Pendarahan Tidak Normal. Pendarahan tidak normal artinya pendarahan yang terjadi di luar siklus menstruasi. Atau keluarnya darah dari vagina tidak pada siklus menstruasi.
  4. Rasa Sakit. Anda juga perlu memperhatikan rasa sakit atau nyeri saat haid. Apakah rasa sakit atau nyeri yang Anda rasakan lebih buruk dari biasanya?
  5. Perubahan Lainnya. Ketika diamati, Adakah perubahan suasana hati dan perilaku yang pernah Anda alami? Apakah perubahan tersebut merupakan sesuatu yang baru atau memang normal terjadi? 

Jika dari pengamatan Anda ada yang tidak beres dan Anda merasa siklus haid tidak normal, jangan ragu untuk melakukan pemeriksaan fisik ke dokter. Misalnya seperti durasi menstruasi yang lebih lama atau sebaliknya, aliran menstruasi yang tidak seperti biasanya, rasa sakit berlebih, dan lain-lain. Sehingga Anda dapat mengetahui penyebab dari permasalahan tersebut bisa segera ditangani jika memang membutuhkan perawatan tertentu.

Baca juga: Cara Menghitung Usia Kehamilan

Sekian yang bisa kami sampaikan mengenai cara menghitung masa subur wanita. Di samping melakukan perhitungan siklus haid, jangan lupa untuk menjaga pola makan yang sehat, dan rutin berolahraga.

Jika Anda merasa ada yang tidak beres dengan tubuh Anda, khususnya yang berkaitan dengan siklus menstruasi jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter sehingga Anda segera mendapatkan perawatan yang dibutuhkan.