Jika Tautan Rusak atau Halaman Error,

Hubungi Halaman "Kontak Admin"

×

Cara Menghitung Laju Inflasi Dengan Tepat


Menghitung Inflasi – mungkin sudah tidak asing bagi para jurusan ekonomi. Bahkan beberapa orang menganggap hampir sama dan tak bisa dibedakan.

Namun sebenarnya ada banyak perbedaan antara IHK dan inflasi sehingga bagi anda yang merupakan pebisnis atau mahasiswa di kejuruan ekonomi harus benar-benar tahu mengenai hal ini.



Pengertian Inflasi Dan IHK

Di setiap buku makroekonomi pengertian inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu). Itulah yang menyebabkan banyak cara menghitung inflasi tersebut.

Kemudian ada inflasi yang dihitung berdasarkan Indeks Harga Konsumen (IHK) serta berdasarkan Indeks Biaya Hidup, Indeks Harga Produsen (IHP) dan masih banyak lagi.

Sementara itu IHK digunakan untuk menghitung harga rata-rata dari barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga (household). Ada 7 kelompok yang masuk ke dalam jenis penghitungan tersebut diantaranya bahan makanan; makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau; perumahan; sandang; kesehatan; pendidikan, rekreasi dan olahraga; transpor dan komunikasi.

Semua jenis diatas menjadi sangat sering digunakan dalam hal inflasi sehingga tidak jarang kita mendengar istilah inflasi setiap menonton televisi mengenai masalah ekonomi.

Baca juga: Cara Menghitung Pendapatan Per Kapita

Memahami Konsep Dasar Inflasi

Agar lebih mudah dalam memahami bagaimana konsep dasar inflasi, maka akan diilustrasikan dengan suatu kejadian sebagai berikut:

Misalnya sekarang untuk membeli cabai sebanyak 1 kg, maka uang yang harus dikeluarkan adalah sebesar Rp 120.000. Padahal satu tahun yang lalu harga dari 1 kg cabai adalah Rp 60.000.

Berdasarkan ilustrasi kejadian di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan harga yang cukup signifikan pada barang yang sama dan dalam jangka waktu tertentu. Namun, yang disebut inflasi bukan hanya terpusat pada perbedaan nominal saja, melainkan juga ketika terjadinya penurunan nilai mata uang suatu negara.

Jika sebelumnya dengan uang Rp 120.000 dapat digunakan untuk membeli 2 kg cabai, namun saat ini nilai uang tersebut hanya cukup untuk membeli 1 kg cabai. Itu berarti nilai uang Rp 120.000 saat ini lebih kecil jika dibandingkan dengan sebelumnya.

Pengertian Inflasi Menurut Bank Indonesia

Apa itu inflasi? Menurut Bank Indonesia pengertian inflasi adalah proses naiknya harga suatu barang atau jasa secara umum dan terjadi terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Namun, tidak dapat dikatakan sebagai inflasi apabila kenaikan tersebut hanya terjadi pada satu atau dua barang saja kecuali kenaikan itu terjadi secara menyeluruh (atau berpengaruh terhadap kenaikan harga) pada produk lainnya.

Pengertian Inflasi Menurut BPS

Sedangkan menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pengertian inflasi adalah suatu kecenderungan atas naiknya suatu harga, baik harga barang atau jasa secara umum dan akan berlangsung terus-menerus. Apabila harga barang atau jasa dalam suatu negara mengalami peningkatan, maka akan berpengaruh juga terhadap naiknya angka inflasi.

Syarat Terjadinya Inflasi

Mengarah pada definisi inflasi oleh Bank Indonesia, dimana inflasi merupakan adanya kenaikan harga secara umum dan terus menerus dalam periode tertentu, maka diperoleh kesimpulan adanya beberapa syarat minimal yang harus terpenuhi agar suatu kondisi dapat disebut sedang mengalami inflasi. Apa saja syarat-syarat tersebut? Berikut penjelasannya selengkapnya.

Kenaikan harga

Yang dimaksud dengan kenaikan harga adalah apabila pada suatu kondisi yang mana harga barang atau jasa mengalami peningkatan secara drastis daripada harga yang ditetapkan sebelumnya pada periode tertentu.

Bersifat Umum

Suatu kondisi dimana sedang terjadi kenaikan harga pada komoditas yang dikonsumsi masyarakat bukan hanya pada satu jenis komoditas saja, melainkan secara umum atau menyeluruh.

Berlangsung Terus-menerus

Adanya kenaikan harga secara umum tersebut terjadi terus-menerus dan relatif lama atau tidak ada batasan waktu maupun momen tertentu. Misalnya karena ada momen tertentu seperti menjelang hari raya yang cenderung menyebabkan harga kebutuhan pokok mengalami peningkatan. Pada kasus tersebut meningkatnya harga kebutuhan pokok menjelang hari raya tidak dapat dikatakan sebagai inflasi.

Kesimpulannya, apabila pada suatu kondisi sedang terjadi kenaikan harga, baik harga barang atau jasa namun hanya terjadi pada satu jenis saja dan hanya berlangsung sementara, maka hal tersebut tidak bisa dikatakan sebagai inflasi.

Jenis Inflasi

Menurut para ahli, inflasi dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam. Yaitu inflasi berdasarkan sifatnya, berdasarkan sebab terjadinya, dan berdasarkan asalnya. 

Berdasarkan sifatnya, inflasi dapat dibagi lagi menjadi empat jenis yaitu rendah, menengah, berat, dan sangat tinggi. Kemudian apabila dilihat dari sebab terjadinya, inflasi dapat dikategorikan menjadi dua kelompok, yaitu inflasi akibat adanya tarikan permintaan (demand push inflation) dan inflasi akibat adanya desakan biaya (cost push inflation).

Sedangkan jika dilihat berdasarkan asalnya, inflasi dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian juga, yang pertama inflasi dari dalam negeri (domestic inflation) dan yang kedua inflasi dari luar negeri (imported inflation). Supaya lebih jelas silakan simak penjelasan di bawah mengenai beberapa jenis inflasi.

Jenis Inflasi Menurut Tingkat Keparahannya

Inflasi Ringan

Dikatakan sebagai inflasi ringan apabila besaran angka inflasinya dibawah 10% tiap tahunnya. Dimana dalam situasi ini berbagai sektor masih dapat dikendalikan secara mudah dan belum sampai berpengaruh terhadap perekonomian suatu yg negara.

Inflasi Sedang

Suatu kondisi dimana kenaikan harga berpengaruh terhadap menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat yang memiliki penghasilan tetap, namun pada kondisi ini belum sampai membahayakan perekonomian suatu negara, dapat dikatakan sebagai inflasi sedang. Besaran angka pada inflasi ini yaitu berkisar antara 10% – 30% tiap tahunnya.

Inflasi Berat

Inflasi berat merupakan terjadinya suatu kondisi pada masyarakat dimana masyarakat tersebut tidak ada kemauan untuk menabung atau berinvestasi yang disebabkan karena nilai suku bunga tabungan  jauh lebih rendah dibandingkan nilai inflasi. Selain itu, masyarakat lebih memilih untuk menyimpan harta (barang) daripada melakukan kegiatan jual beli.

Kondisi tersebut dapat menimbulkan kekacauan pada perekonomian negara. Dan persentase kenaikan angka inflasi nya dimulai dari 30% hingga mencapai 100% tiap tahunnya.

Inflasi Sangat Berat

Dapat dipastikan apabila suatu negara sedang mengalami inflasi dalam kategori sangat berat, maka sedang terjadi kekacauan yang sangat parah pada sektor perekonomiannya. Bahkan tingkat inflasinya kali ini hingga mencapai angka 100% dan bisa lebih dari itu tiap tahunnya. Sehingga hal tersebut dapat menyulitkan pemerintah dalam berupaya  melakukan pengendalian terhadap kondisi ini.

Jenis Inflasi Berdasarkan Penyebabnya 

Berdasarkan penyebabnya, jenis-jenis inflasi bisa digolongkan ke dalam beberapa kategori, di antaranya:

Demand Pull Inflation (Inflasi akibat tarikan permintaan)

Pada kondisi ini, meningkatnya permintaan akan suatu barang atau jasa cenderung lebih tinggi dari kapasitas yang dapat dipenuhi oleh produsen. Adanya peningkatan permintaan suatu komoditas baik barang ataupun jasa secara secara menyeluruh (agregat demand), akan berpengaruh terhadap naiknya harga dari barang atau jasa tersebut.

Cost Push Inflation (Inflasi akibat desakan biaya)

Inflasi yang terjadi dikarenakan adanya peningkatan biaya produksi sehingga berpengaruh juga terhadap meningkatnya harga penawaran suatu barang disebut sebagai cost push inflation (Inflasi akibat desakan biaya). Terjadinya kenaikan harga tersebut, biasanya tergantung dari ada tidaknya peningkatan dari harga bahan baku maupun  upah untuk tenaga kerja .

Botlle Neck Inflation (Inflasi campuran)

Pada inflasi jenis ini, penyebab terjadinya inflasi terletak pada faktor permintaan dan faktor penawaran atau campuran dari keduanya.

Jenis Inflasi Menurut Sumbernya

Selanjutnya, jenis-jenis inflasi berdasarkan sumbernya ada dua, yaitu inflasi domestik (Domestic Inflation) dan inflasi luar negeri (imported inflation). Berikut penjabaran singkat keduanya:

Inflasi Domestik (Domestic Inflation)

Sesuai namanya, inflasi domestik merupakan jenis inflasi yang berasal dari dalam negeri. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya inflasi ini, salah satunya adalah karena jumlah uang yang beredar di masyarakat lebih banyak daripada yang dibutuhkan masyarakat itu sendiri. Selain itu, menurunnya jumlah barang atau jasa yang ditawarkan sedangkan permintaanya cenderung tetap, juga berpotensi menyebabkan terjadinya Domestic Inflation. Dan tentu saja hal tersebut juga memicu adanya kenaikan harga.

Inflasi Luar Negeri (Imported Inflation)

Kebalikan dari inflasi domestik, jenis inflasi ini merupakan inflasi yang asalnya dari luar negeri. Biasanya, praktik inflasi ini terjadi pada negara-negara yang memberlakukan sistem perdagangan bebas dimana pada saat itu di luar negeri sedang mengalami kenaikan harga.

Cara Menghitung Inflasi

Untuk mengetahui laju inflasi maka kita harus mengetahui bagaimana cara menghitungnya dengan memakai rumus tertentu. Kita bisa memakai beberapa metode untuk menghitung inflasi, antara lain:

  • Indeks Harga Konsumen (IHK) atau consumer price index. Caranya adalah dengan mengukur harga rata-rata dari barang yang dibeli oleh masyarakat.
  • Indeks harga produsen. Selain IHK kita juga bisa menghitung inflasi dengan indeks harga produsen. Untuk diketahui, indeks harga produsen adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang-barang yang diperlukan oleh produsen untuk melakukan proses produksi.
  • Indeks harga komoditas. Adalah indeks yang mengukur harga barang-barang tertentu yang ada di pasaran. Kita juga bisa memanfaatkan indeks ini untuk menghitung inflasi.
  • Indeks Biaya Hidup. Merupakan indeks yang mengukur biaya hidup masyarakat. Kita juga bisa menyebutnya dengan cost living index.
  • Deflator PDB. Di samping beberapa hal di atas kita juga dapat menghitung inflasi dengan deflator PDB. Ini merupakan suatu cara yang menghitung besarnya perubahan harga semua barang baru, barang produksi lokal, barang jadi, maupun jasa.

Rumus Menghitung IHK

Untuk anda yang masih bingung menghitungnya bisa menggunakan rumus IHK seperti dibawah ini, namun rumus inflasi ini sedikit rumit.

IHKn           = Indeks periode ke – n
Pni               = Harga jenis barang i, periode ke – (n)
P(n-1)i        = Harga jenis barang i, periode ke – (n-1)
P(n-1)i.Q0i = Nilai konsumsi jenis barang i, periode ke – (n-1)
P0i.Q0i        = Nilai konsumsi jenis barang i, pada tahun dasar
k                   = Jumlah jenis barang paket komoditas.