Jika Tautan Rusak atau Halaman Error,

Hubungi Halaman "Kontak Admin"

×

Cara Membaca Jangka Sorong Yang Benar


Membaca Jangka Sorong – apakah anda tahu apa itu jangka sorong? Pasti untuk anda yang pernah sekolah terutama di masa SMP dan SMA sangat dekat sekali dengan alat ini khususnya di pelajaran matematika. Jangka sorong merupakan alat berukuran besar yang memiliki skala paling kecil 0,1 mm.

Pengukuran jangka sorong sendiri memiliki skala utama satuan cm dan skala Nonius dalam satuan mm. Jangka sorong punya rangah tetap atas dan bawah yang tidak bisa digeser-geser. Untuk lebih jelasnya lihat gambar dibawah ini.



Jika di sekolah kita menggunakan alat ini untuk pelajaran matematika, namun di pabrik atau bengkel jangka sorong berguna sebagai mendeteksi atau mencocokkan panjang serta diameter dari mesin yang akan diganti. Jangka sorong pun juga bisa berfungsi sebagai alat ukur bagi para ahli kunci.

Pengertian Jangka Sorong

Di atas sudah disinggung sekilas mengenai jangka sorong. Jangka sorong adalah sebuah alat ukur yang digunakan untuk mengukur jarak, kedalaman, hingga diameter dalam suatu objek. Jangka sorong ini memiliki tingkat presisi dan akurasi yang sangat baik. Dan menariknya lagi pengukuran ketiga fungsi yang sudah kami sebutkan di atas dapat dilakukan dengan langkah yang sama. Sehingga lebih praktis dan mudah untuk digunakan.

Jangka sorong pertama kali ditemukan pada tahun 1613 oleh Pierre Vernier. Jangka sorong menjadi alat ukur panjang yang memiliki batas ukur sampai 10 cm dengan tingkat ketelitian mencapai 0,1 mm atau 0,01 cm. Selain itu jangka sorong mempunyai banyak ukuran dengan rentang pengukuran dari 100 mm sampai dengan 3000 mm atau 4 inci sampai 120 inci.

Jangka sorong yang bisa dipakai untuk mengukur bagian dalam dan luas suatu benda mempunyai bilah utama dan bilah yang dibagi dalam mm, serta sebuah bilah pembantu yang dibagi 100. Seratus garis pada bilah pembantu setara dengan 49 milimeter pada bilah utama, sehingga setiap garis sama dengan 100/49 mm. Jika garis bilah pembantu berimpit dengan suatu tanda pada skala utama, maka nilai ukurnya adalah jumlah skala dihitung dari angka 0 x 0,002 mm.

Fungsi jangka sorong tidak sebatas untuk mengukur panjang saja. Akan tetapi juga untuk mengukur diameter cincin, diameter bagian dalam pipa, hingga mengukur kedalaman suatu benda. Dengan beberapa fungsi tersebut kita juga akan lebih mudah dalam menghitung luas suatu benda yang ingin diukur.

Jangka sorong dapat digunakan untuk banyak hal. Contohnya dalam dunia industri, jangka sorong bisa digunakan dalam proses perancangan atau desain, manufaktur, hingga pengecekan akhir terhadap suatu produk. Tentu saja masih ada banyak manfaat lain dari alat ukur ini.

Banyak orang yang memanfaatkan alat ini dikarenakan tingkat akurasinya yang tinggi. Di samping itu alat ini juga tidak membutuhkan perawatan khusus. Cukup disimpan dan digunakan jika sewaktu-waktu dibutuhkan.

Baca juga: Cara Membaca Mikrometer Sekrup

Sejarah Jangka Sorong

Jangka sorong sebenarnya bukanlah penemuan baru dalam peradaban manusia. Alat ukur ini sudah ada sejak zaman Romawi dan Yunani kuno. Hanya saja dalam bentuk yang berbeda dari yang kita ketahui saat ini.

Alat serupa jangka sorong peninggalan zaman kuno itu ditemukan pertama kali di area The Greek Giglio Wreck, bangkai kapal yang mengalami insiden kecelakaan.

Tidak hanya itu, peradaban China juga sudah memanfaatkan alat ukur tersebut saat era dinasti Han yang berkuasa pada 202-220 SM. Alat tersebut dibuat dari perunggu dan dilengkapi dengan tanggal pembuatannya.

Bangsa Eropa juga telah mengenal jangka sorong dalam waktu yang lama. Dulunya alat ini digunakan sebagai penunjuk arah, di samping untuk mengetahui ukuran suatu benda. Sedangkan jangka sorong yang kita kenal saat ini merupakan jangka sorong yang dipopulerkan di Oranan, Perancis pada 1600-an.

Pierre Vernier, seorang ahli matematika dan Sains merupakan perancang sekaligus pembuat alat tersebut. Ia juga merupakan orang yang menemukan skala yang dijuluki skala vernier atau lebih familiar disebut dengan nama skala nonius.

Skala nonius dijabarkan lebih dalam pada buku yang berjudul “La construction, visage, et les proprietes fue quadrant nouvea de mathmatiques”.

Perlu diketahui bahwa skala nonius adalah skala yang bisa kita jumpai pada jangka sorong. Nama skala tersebut digunakan oleh kebanyakan orang yang hidup sebelum abad ke-19. Skala nonius dipopulerkan oleh seorang berkebangsaan Spanyol, Dedeon Nunes. Akan tetapi pada awal awan ke-19 seorang bangsawan Perancis mengubah nama skala nonius kembali menjadi skala vernier.

Sedangkan jangka sorong yang biasa kita temui sekarang ini pertama kali diproduksi di tahun 1851. Alat tersebut dibuat oleh Joseph Brown.

Fungsi Jangka Sorong

Jangka sorong tidak hanya memiliki satu atau dua fungsi saja. Itulah kenapa alat ukur ini tergolong multifungsi. Ada beberapa fungsi dari alat ini:

  1. Mengukur tinggi benda. Untuk dapat mengukur tinggi benda yang bertingkat.
  2. Ketebalan benda. Dapat digunakan untuk mengukur ketebalan sebuah benda. Benda yang diukur bisa memiliki bentuk bulat, bujur sangkar, kubus, persegi, balok dan masih banyak lagi benda yang lainnya. Jika ingin mengetahui ketebalan benda, caranya geser sisi jangka sorong sampai mengapit benda yang ingin diukur. Perlu dicatat, sisi yang diukur adalah sisi utama.
  3. Mengukur kedalaman. Alat ukur ini juga dapat dipakai untuk mengukur kedalaman. Caranya dengan memanfaatkan bagian ekor dari kaliper. Bagian ini bisa dipakai untuk mengukur dalamnya suatu lubang atau celah.
  4. Mengukur panjang dan lebar benda. Untuk mengukur panjang atau lebar benda kita gunakan sisi bagian dalam. Caranya dengan menjepitkan benda yang akan diukur.
  5. Mengukur diameter benda. Alat ukur ini juga dapat digunakan untuk mengukur diameter suatu benda, baik pengukuran inner ring (diameter dalam sebuah benda), maupun pengukuran outer ring (diameter luar sebuah benda).
    • Untuk mengukur diameter dalam, sisi pengukur yang dipakai adalah sisi luar yang bentuknya seperti kait. Bagian ini ditautkan ke dalam lubang benda yang akan diukur. Kemudian arah jangka sorong diukur ke arah membuka sampai maksimal.
    • Sedangkan jika yang diukur adalah diameter luar benda, maka bagian yang dipakai untuk mengukur dalam sisi dalam. Sama seperti ketika mengukur kedalaman dan ketebalan benda.

Bagian-Bagian Jangka Sorong

Fungsi Bagian-Bagian Jangka Sorong

Setelah mengetahui fungsi jangka sorong, selanjutnya saya akan menjelaskan fungsi dari bagian-bagian jangka sorong. Berikut ini adalah fungsi bagian-bagian jangka sorong yang perlu Anda ketahui:

  1. Rahang Dalam

Bagian rahang dalam pada jangka sorong ini memiliki dua rahang, yakni rahang geser dan juga rahang tetap. Rahang dalam memiliki fungsi untuk dapat mengukur diameter luar dan ketebalan benda.

  1. Rahang Luar

Sama halnya dengan rahang dalam, rahang luar juga memiliki dua rahang. Rahang luar ini memiliki fungsi untuk dapat mengukur diameter dalam sebuah benda.

  1. Depth Probe

Bagian jangka sorong yang selanjutnya adalah Depth Probe. Bagian depth probe ini memiliki kegunaan untuk dapat mengukur kedalaman dari sebuah benda.

  1. Skala Utama (cm)

Skala utama cm memiliki fungsi untuk menyatukan suatu hasil pengukuran utama dalam satuan centimeter (cm).

  1. Skala Utama (inchi)

Memiliki fungsi untuk dapat menyatukan suatu hasil pengukuran dalam satuan inchi.

  1. Skala nonius (dalam 1/10 mm)

Untuk setiap garis skala yang telah menunjukkan 1/10 mm. Namun ada juga yang mempunyai skala 1/20 dan lainnya. Untuk sepuluh skala nonius mempunyai panjang 9 mm, maka jarak 2 skala nonius yang saling berdekatan yaitu 0,9 mm. Jadi, perbedaan antara satu skala utam dengan satu skala nonius, yaitu 1 mm – 0,9 mm = 0,1 mm atau 0,01 cm. Berdasarkan skala paling kecil dari benda tersebut, maka ketelitian dari benda diatas yaitu setengah dari skala paling kecil benda tersebut, yaitu 0,005 cm.

  1. Skala Nonius (untuk inchi)

Skala nonius merupakan skal yang menunjukkan fraksi dari inchi.

  1. Tombol Pengunci

Tombol pengunci memiliki fungsi untuk dpat menahan bagian-bagian yang bergerak sehingga pengguna dapat melakukan pengukuran secara lebih mudah.

Jenis-Jenis Jangka Sorong

Jangka sorong terdiri dari dua macam jenis yang dimana setiap jenis mempunyai perbedaan dalam membaca skala. Adapun jenis-jenis jangka sorong yang perlu Anda ketahui adalah sebagai berikut ini:

  1. Jangka Sorong Analog (Manual)

Jangka sorong analog (manual)

Jangka sorong analog atau manual biasa digunakan dalam praktikum di sekolahan. Jenis jangka sorong yang satu ini kebanyakan digunakan oleh para siswa. Cara penggunaan alat ukur yang satu ini dibilang masih manual, sehingga dibutuhkan ketelitian yang lebih. Disamping itu, untuk dapat mengetahui hasil pengukurannya maka Anda harus melakukan perhitungan terlebih dahulu.

  1. Jangka Sorong Digital

Jangka Sorong Digital

Jangka sorong digital merupakan perkembangan dari jangka sorong analog atau manul. Pada umumnya, jenis jangka sorong ini sangat jarang dijumpai dalam praktik sekolah. Jangk sorong digital mempunyai layar digital yang bisa muncul nilai dari benda yang perlu diukur tanpa perlu melakukan perhitungan secara manual.

Dengan menggunakan jangka sorong digital maka akan semakin memudahkan Anda dan bisa mempercepat dalam melakukan pengukuran benda-benda. Meskipun demikian, jangka sorong digital juga mempunyai kekurangan. Kekurangan jangka sorong digital adalah pada harganya.  Jika dilihat dari segi harganya, jangka sorong digital memiliki harga yang jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan jangka sorong analog atau manual.

Langkah-langkah Menggunakan Jangka Sorong

Menggunakan jangka sorong mungkin akan sedikit merepotkan jika tidak mengetahui caranya. Sebab ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menggunakan alat ukur ini. Ada beberapa langkah yang perlu diketahui. Berikut penjelasan selengkapnya:

  1. Pertama-tama periksa kondisi jangka sorong yang hendak dipakai. Pastikan alat tersebut dalam keadaan bersih. Jika terdapat kotoran bersihkan dahulu supaya tidak mempengaruhi hasil perhitungan nanti.
  2. Jika sudah bersih, geser jangka sorong sampai rapat. Kemudian pastikan bahwa nilai pengukurannya berada tepat di angka nol.
  3. Sebelum mulai mengukur benda, bersihkan permukaannya sampai tidak ada kotoran yang menempel. Sebab kotoran atau material yang menempel pada permukaan benda akan mempengaruhi tingkat keakuratan pengukuran dengan jangka sorong.
  4. Setelah semua sudah bersih artinya kita siap untuk memulai pengukuran. Caranya geser jangka sorong sampai pas dengan benda yang diukur.
  5. Pastikan bahwa benda yang diukur sudah benar-benar terjepit dengan benar.
  6. Selain itu pastikan posisi jangka sorong sudah lurus, baik posisi horizontal maupun vertikal.
  7.  Langkah selanjutnya adalah membaca hasil pengukuran. Lihat dengan teliti hasil pengukuran jangka sorong.
  8. Cermati hasil pengukuran pada skala utama dengan memperhatikan posisi yang ditunjuk oleh garis angka 0 pada skala nonius atau vernier.
  9. Lalu cermati garis angka lainnya pada skala vernier yang menunjukkan posisi paling lurus terhadap nilai pada skala utama.
  10. Apabila posisi paling lurus berada pada angka nol dari garis skala nonius, artinya hasil pengukurannya adalah bilangan bulat, bukan desimal.
  11. Begitu juga sebaliknya, jika tidak tepat pada angka nol maka nilainya merupakan desimal. Kita perlu memperhatikan garis yang mendekati. Caranya dengan memperhatikan angka lain yang paling lurus dengan garis skala utama.

Cara Membaca Skala Jangka Sorong

Anda bisa memperhatikan skala nonius yang berdekatan dengan salah satu skala utamanya. Angka yang berdekatan pada skala nonius dengan skala utama adalah angka 4 dan itu artinya nilainya adalah 0,4 mm. perhatikan angka 0 pada skala nonius yang terletak di angka skala Utama 4,7 cm.

Cara menghitung :

4,7 cm + 0,4 mm = 4,74 cm

Misalnya bingung menjumlahkannya ya tinggal di konfersikan dahulu ke satuan mm. 4,7 cm = 47 mm. Kemudian 47 mm + 0,4 mm = 47,4 mm.

Nah nilai 47,4 mm = 4,74 cm. Kan kalau mm menjadi cm adalah dibagi dengan 10.