Jika Tautan Rusak atau Halaman Error,

Hubungi Halaman "Kontak Admin"

×

Memahami Cara Kerja Transistor


Berkat hadirnya transistor seluruh peralatan elektronika pada zaman tersebut bisa dibuat lebih ringkas atau kecil dengan kemampuan yang lebih baik. Tak terkecuali peralatan elektronika lainnya. Tak mengherankan jika transistor menjadi komponen yang sangat penting dan selalu ada pada rangkaian elektronika.

Cara Kerja Transistor

Cara kerja transistor (singkatan dari transfer resistor) yaitu arus yang mengalir pada output sirkuit akan ditentukan oleh arus yang mengalir pada rangkaian output. Transistor sendiri dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu BJT (Bipolar Junction Transistor) dan FET (Field Effect Transistors).



Untuk lebih jelasnya, berikut ini kita akan membahas secara lebih lengkap mengenai cara kerja komponen transistor BJT (Bipolar Junction Transistor) dan juga FET (Field Effect Transistor)

Cara Kerja Transistor BJT (Bipolar Junction Transistors)

cara kerja transistor bipolar

Jenis transistor ini memiliki fungsi untuk menguatkan sinyal listrik dan biasa digunakan pada saklar digital. BJT (Bipolar Junction Transistor) merupakan sebuah komponen semikonduktor yang dibuat dengan tiga terminal kaki semikonduktor yaitu basis, kolektor, dan emitor.

Pada umumnya kaki atau terminal basis dan emitor mempunyai penghalang kurang lebih sekitar 0,5 sampai 0,7 V, hal ini berarti dibutuhkan tegangan listrik setidaknya 0,5 sampai 0,7 volt supaya arus listrik bisa mengalir melewati kaki emitor menuju basis (basis ke emitor) ataupun kolektor ke basis (basis ke kolektor).

cara kerja transistor bipolar

Transistor sendiri merupakan komponen aktif yang memiliki tiga terminal, dimana ketiganya dibuat dari bahan semikonduktor yang berbeda dan bisa berperan sebagai isolator ataupun konduktor menggunakan tegangan dan sinyal yang kecil. Karena memiliki kemampuan ini maka komponen ini sering digunakan pada saklar (elektronika digital) atau penguat (elektronika analog).

Cara Kerja JFET (Junction Field Effect Transistor)

JEFT atau Junction Field Effect Transistor merupakan sebuah komponen transistor yang menggunakan tegangan pada terminal inputnya, dimana hal seperti ini dalam dunia elektronika biasa disebut dengan gerbang (gate). Gerbang ini bekerja dengan mengontrol arus yang mengalir melewati kaki terminal transistor sehingga bisa menghasilkan arus keluaran yang sama dengan tegangan input. Maka dari itu, komponen ini juga biasa disebut sebagai transistor yang mampu mengatur tegangan.

Cara Kerja Junction Field Effect Transistor

Transistor JEFT atau FET ini memiliki tiga kaki terminal semikonduktor dengan satu arah. Karakteristik yang dimiliki oleh transistor ini juga tidak jauh berbeda dengan transistor BJT, yaitu efisiensi kerja yang tinggi, penggunaan yang sangat praktis, mampu tahan lama, murah, dan bisa digunakan pada semua perangkat elektronika. Bahkan FET memiliki fungsi yang bisa menggantikan fungsi transistor BJT.

Transistor FET memiliki ukuran yang lebih kecil jika dibandingkan dengan transistor BJT, konsumsi dayanya lebih kecil dan disipasi daya (berubahnya arus listrik menjadi energi panas dalam satuan  waktu) yang rendah. Inilah yang membuat komponen transistor FET sangat cocok sekali untuk digunakan pada rangkaian logika digital.

Karakteristik Transistor BJT dan Transistor FET

Cara kerja transistor BJT dan transistor FET memang hampir sama, tetapi keduanya memiliki karakteristik yang berbeda. Adapun karakteristik dari transistor BJT dan transistor FET adalah sebagai berikut:

  • Konversi: Transistor BJT memiliki karakteristik yang dapat mengkonversikan arus menjadi arus, sementara transistor FET dapat mengkonversikan tegangan menjadi arus.
  • Arus Input: Transistor BJT membutuhkan arus input, sedangkan transistor FET tidak membutuhkan arus input.
  • Input dan output: Hubungan input dan output pada transistor BJT umumnya adalah linear (ini akan di representasikan jika dalam grapik yang dapat dilihat pada osiloskop berupa garis lurus), namun linear tidak berlaku pada jenis sinyal yang besar atau memiliki tegangan tinggi. Hal ini bisa menyebabkan terjadinya distorsi pada sinyal yang besar kemudian di teruskan menuju transistor FET.
  • Kecepatan: FET mampu menjalankan proses pensaklaran (switch) secara lebih cepat dibandingkan transistor BJT. Namun meski demikian kedua jenis komponen transistor ini sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan besar aplikasi rangkaian elektronika.
  • Resitor Input: Transistor FET tidak membutuhkan komponen resistor di depan kaki terminal gatenya, inilah yang membuat rangkaiannya terlihat lebih sederhana.
  • Tahanan atau Hambatan Ouput: Sebagian besar komponen transistor FET memiliki tahanan yang sangat rendah ketika sedang dalam kondisi aktif, umumnya kurang dari 1 ohm, hal ini membuat komponen transistor ini sangat cocok sekali untuk digunakan pada rangkaian skalar resistor.

Fungsi Transistor

Sebelumnya sudah dijelaskan secara singkat apa saja yang menjadi fungsi dari transistor. Nah, sekarang kita akan bahas secara lebih detail lagi mengenai masing-masing fungsi transistor. Berikut di bawah ini ulasan selengkapnya:

Sebagai Saklar

Transistor bisa dimanfaatkan sebagai saklar elektronik. Tentu saja prinsip kerjanya berbeda dengan saklar sederhana atau saklar elektromekanik pada relay. Saklar elektronik yang terdapat pada transistor dikontrol secara elektrik dan bisa dikondisikan tanpa adanya komponen mekanik. Dari prinsip kerja inilah saklar yang memiliki transistor dikenal dengans sebutan saklar elektronik.

Kelebihan saklar elektronik dengan transistor terletak pada kemampuan dalam proses On maupun Off yang sangat cepat. Di samping itu komponen ini tidak dapat aus sehingga bisa dipakai lebih lama dibandingkan dengan saklar mekanik.

Sebagai Penguat

Transistor juga berfungsi sebagai amplifier atau penguat. Fungsi yang satu ini biasanya diaplikasikan pada perangkat audio. Bisa sebagai penguat radio frekuensi (RF), penguat audio, penguat arus, dan lain-lain.