Jika Tautan Rusak atau Halaman Error,

Hubungi Halaman "Kontak Admin"

×

Cara Menghitung BEP (Break Even Point)


BEP

Cara Menghitung BEP (Break Even Point)Dalam menjalankan sebuah bisnis tentu kita harus memahami banyak hal yang penting untuk keberlangsungan bisnis yang dijalankan. Dengan usaha yang berjalan lancar kita bisa menggapai cita-cita yang diinginkan dengan mudah. Salah satu yang penting untuk dipelajari adalah Break Even Point (BEP).

Apa itu BEP dan mengapa begitu penting untuk dipelajari jika ingin menggeluti sebuah usaha? Pada kesempatan kali ini kami bahas lebih mendalam seputar BEP. Sehingga Anda tidak hanya mengetahui definisi dari BEP saja, namun juga memahami rumus yang digunakan untuk menghitung BEP. Kita awali dari definisinya terlebih dahulu.



Pengertian BEP

Bagi yang biasa dengan akuntansi pasti tahu dengan yang namanya Break event Point (BEP). Ini merupakan titip dimana pendapatan dari usaha dengan model yang akan kita keluarga atau bisa dikatakan tidak mengalami kerugian maupun keuntungan.

Bunga deposito yang terus menurun tentunya tidak memberikan efek yang baik bagi kita untuk bisa meningkatkan daya beli karena disebabkan oleh inflasi lebih besar daripada bunga deposito.

Apabila anda memulai usaha baru untuk meningkatkan return tentu membutuhkan beberapa hal seperti misalnya :

1. Menghitung-hitung berapa dana yang diperlukan untuk menyewa tempat usaha, membeli peralatan, mempekerjakan karyawan dan hal-hal lain
2. Membuat proyeksi :

    • Berapa volume penjualan yang perlu diperoleh agar dapat minimal menutup seluruh biaya-biaya timbul. Ini dikenal dengan istilah Break Even Point (Biasa disingkat BEP) dimana seluruh biaya yang timbul sama dengan total penjualan yang diperoleh, sehingga perusahaan tidak memperoleh keuntungan maupun kerugian.
    • Berapa volume penjualan yang diperlukan agar kita dapat memperoleh laba yang kita targetkan

Di atas Anda mungkin sudah memiliki gambaran tentang apa itu BEP. Dalam bahasa Indonesia BEP juga bisa disebut sebagai titik impas. Kita bisa mengetahui titik impas tersebut dari pembagian total biaya tetap yang berhubungan dengan produksi dari pendapatan per individu dikurangi biaya variabel per unit.

Biaya tetap mengacu pada biaya yang tidak berubah tergantung pada jumlah unit yang terjual. Artinya titik impas merupakan tingkat produksi di mana pendapatan total suatu produk sama dengan besarnya total biaya.

Istilah BEP atau Break Even Point sering dijumpai pada artikel-artikel bisnis yang membahas tentang keadaan yang ada pada suatu perusahaan. Tidak hanya itu, BEP suatu perusahaan juga seringkali dijadikan acuan bagi para investor sebelum menginvestasikan dananya pada perusahaan tersebut. Mengapa bisa demikian?

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, BEP merupakan istilah dalam akuntansi yang mengacu pada situasi di mana pendapatan dan pengeluaran suatu perusahaan sama dalam periode akuntansi tertentu. Dengan demikian tidak ada laba bersih maupun kerugian bersih bagi perusahaan, atau istilah sederhananya adalah impas.

Di sisi lain BEP juga bisa mengacu pada pendapatan yang harus dicapai untuk mengkompensasi biaya yang telah dikeluarkan selama periode tertentu. Lalu bagaimana cara menghitung BEP? Untuk menghitungnya kita bisa menggunakan beberapa rumus BEP.

Baca juga: Cara Menghitung ROI

Pengertian BEP (Break Even Point) Menurut Beberapa Ahli

Pengertian BEP (Break Even Point) Menurut Beberapa Ahli

 

Sebelum membahas lebih lanjut, kami akan memberikan informasi terlebih dahulu mengenai pengertian BEP menurut beberapa ahli, yaitu:

  • Menurut Yamit (1998:62), pengertian BEP (Break Even Poin) adalah suatu kondisi yang dimana total pendapatan besarnya tidak berbeda dengan total biaya (TR=TC).
  • Menurut Mulyadi (1997:72), pengertian BEP (Break Even Poin) adalah suatu kondisi yang dimana suatu usaha tidak mendapatkan laba sama sekali dan tidak mengalami rugi. Dengan kata lain bisa dikatakan bahwa suatu usahakan akan seimbang apabila jumlah pendapatan atau revenue tidak berbeda dengan jumlah biaya, atau jika laba kontribusi hanya bisa digunakan untuk dapat menutup biaya tetap saja.
  • Menurut Simamora (2012:170), pengertian BEP (Break Even Poin) atau titik impas adalah volume penjualan yang dimana jumlah pendapatan dengan jumlah bebannya tidak berbeda, tidak ada laba ataupun rugi bersih.
  • Menurut Garrison (2006:335), pengertian BEP (Break Even Poin) adalah suatu tingkat penjualan yang dimana laba sama seperti nol, atau total penjualan tidak berbeda dengan total beban atau sebuah titik yang mana jumlah total margin kontribusi sama seperti total beban tetap.
  • Menurut Hansen dan Mowen (1994:16), pengertian BEP (Break Even Poin) is where total revenues equal total cost, the poin is zero profits. Pengertiannya dalam bahasa Indonesia yaitu BEP adalah suatu kondisi yang dimana total pendapatan biaya total tidak sama, pada intinya yaitu nol keuntungan atau tidak mendapat keuntungan sama sekali.
  • Menurut Harahap (2004), pengertian BEP (Break Even Poin) adalah suatu keadaan yang dimana perusahaan tidak mendapatkan laba tetapi tidak mengalami kerugian. Hal ini berarti semua biaya yang sudah dikeluarkan khusus untuk operasi produksi dapat ditutupi oleh pendapatan dari penjualan semua produk.

Fungsi Analisis dari BEP

Fungsi Analisis dari BEP

Rumus BEP atau biasa disebut dengan analisis break even point adalah analisis balik modal yang digunakan untuk dapat menentukan hal-hal seperti berikut ini: